Sunday, August 10, 2008

MENANG DALAM PERGUMULAN

Bacaan: Kejadian 32:22-32
Dalam perikop Alkitab ini, kita menjumpai suatu peristiwa yang hebat sekali. Yaitu, peristiwa tentang pergumulan antara Yakub dengan Allah. Dalam kisah ini, diceritakan bahwa seolah-olah Yakub menang dalam pergumulan dengan Allah. Jadi, kesan yang muncul sepintas lalu dari peristiwa tersebut adalah bahwa Allah mengalami kekalahan.
Tetapi benarkah kesan seperti diatas? Saya kira tidak demikian maksudnya. Allah tidak mungkin bisa dikalahkan oleh siapa atau apa pun. Nama-Nya saja adalah Allah yang perkasa, dahsyat dan hebat. Dialah Allah diatas segala-galanya. Akan tetapi, mengapa dalam kisah ini digambarkan bahwa seakan-akan Yakub berhasil mengalahkan Allah didalam pergumulan atau pergulatan itu?

Untuk dapat memahami maksud Tuhan melalui firman-Nya ini, kita perlu mengenal terlebih dulu dengan baik tokoh utama dalam kisah tersebut, yaitu Yakub. apabila kita memperlajari kisah mengenai Yakub mulai dari pasal-pasal sebelumnya dalam kita Kejadian (mulai kej. 25) sampai perikop Alkitab diatas secara saksama, maka kita akan segera mengetahui siapakah Yakub itu sebenarnya. Kita juga bisa mengerti seperti apakah orang yang bernama Yakub itu, dan bagaimanakah karakternya.

Sang Penipu Ulung
Alkitab menceritakan bahwa Yakub telah menipu ayahnya, Ishak. Dia berpura-pura mengaku sebagai anak sulung dengan maksud untuk "mencuri" hak kesulungan kakaknya sendiri, Esau. Bila kita melihat liku-liku kehidupan Yakub, kita bisa menilai betapa liciknya dia. Dia menipu ayahnya sendiri. Dia bermusuhan dengan kakaknya akibat kelicikannya. Dia juga harus dikejar-kejar oleh mertuanya, Laban, karena tipu muslihatnya yang telah memperdayakan ayah mertuanya.
Seandainya ada orang yang memiliki sifat atau karakter seperti Yakub, pasti kita akan menjauhinya. Kita enggan bergaul dengannya. Dan mungkin kita bahkan mengantakan, "Betapa jahatnya orang itu! Nggak bisa cocok dengan siapa pun, termasuk keluarganya sendiri, sebab ia sampai berani menipu mereka demi enaknya sendiri."
Apabila kita membaca riwayat Takub seperti yang dicatan dalam Alkitab, maka memang demikianlah keadaannya yang sebenarnya. Karena itulah, Yakub mesti mengungsi jauh sekali dari satu tempat ketempat lainnya. Semua ini terjadi akibat keinginannya untuk menang sendiri. Dia hanya ingin mencari enaknya sendiri. Dia ingin mencari untung sendiri.
Yakub pada waktu itu sangat egois. Dia ingin memiliki segala-galanya. Dengan berbagai cara dan segala tipu daya, dia berusaha untuk mencapai keinginan hatinya. Disamping itu, dia sebenarnya adalah orang yang kaya raya. Betapa luar biasa harta kekayaan yang telah dimilikinya saat itu. Belum lagi, istrinya saja lebih dari satu orang. Punya banyak budak atau hamba dan ternak. Anaknya pun tidak tanggung-tanggung jumlahnya, yaitu sebelas orang laki-laki. Pada waktu itu anak laki-lakinya yang kedua belas, Benyamin belum lahir. Untuk ukuran zaman dulu, Yakub ini adalah orang yang sangat diberkati. Banyak anak, banyak rezeki. Banyak pula istinya.
Dengan kata lain, secara jasmani sebenarnya Yakub termasuk orang yang hebat sekali. Segala-galanya telah berhasil dia miliki. Segala keinginan hatinya dan nafsunya telah terpenuhi. Baik dengan banyak harta benda, anak-anak, istri yang cantik-cantik dan segalanya. Orang lain mungkin berpikir, "Wah, Yakub ini orang yang sangat hebat. Yakub adalah orang yang amat berbahagia, karena dia memiliki segala-galanya!"
Namun demikian, benarkah pada waktu itu Yakub sungguh-sungguh berbahagia hidupnya? Menurut anggapan orang lain mungki benar demikian. Tetapi, sesungguhnya kenyataannya tidak demikian. Ternyata Yakub tidak mempunyai kebahagiaan yang sejati dalam hidupnya, meski secara jasmani dia memiliki segalanya. Hidupnya sangat tidak tenang dan tidak bahagia. Batinnya tak pernah merasakan ketentraman. Dalam hatinya tak ada sukacita sama sekali dan selalu dikejar-kejar oleh rasa bersalah. Itulah sebabnya dia selalu mengungsi atau berpindah-pindah ketempat yang jauh. Jadi, sebenarnya kehidupan Yakub penuh dengan pergumulan.
Dalam perikop Alkitab yang sedang kita bahas ini pun diceritakan bahwa Yakub mengungsi lagi pada malam itu. Dalam Kej. 32:22 dikatakan begini: "Pada malam itu Yakub bangun dan dia membawa kedua istrinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan di Sungai Yabok."
Tahukah Anda mengapa Yakub pergi malam-malam? Mengapa kok tidak siang hari saja? Hal ini tentu ada alasannya. Bukan secara kebetulan saja Yakub mengajak seluruh anggota keluarganya mengungsi di malam hari.
Sekarang pun kita pasti akan bertanya-tanya seandainya ada tetangga kita yang pindah rumah pada malam hari tanpa sepengetahuan kita. Kita tentu merasa heran seandainya tetangga kita secara tiba-tiba saja "hilang" tampa berpamitan terlebih dulu kepada kita. Melihat keadaan seperti ini ita langsung curiga bahwa tetangga itu berbuat demikian pasti ada sebabnya. Minimal mungkin dikarenakan masalah utang, sehingga orang itu tiba-tiba saja lari di malam hari.
Nah kira-kira seperti itu pulalah keadaan Yakub pada waktu itu. Namun, alasannya tentu bukan karena punya banyak hutang. Justru sebaliknya, kita telah mengetahui bahwa Yakub tak kekurangan apa pun secara jasmani. Dia bahkan telal memiliki segala-galanya. Mustahil dalam kondisi sedemikian ini dia mempunyai hutang harta kepada orang lain.
Kalau demikian, apakah sebenarnya yang menyebabkan dia mengajak seluruh anggota keluarganya pergi dimalam hari? Jawabnya tidak lain ialah jiwanya yang tidak tenang. Hatinya selalu merasa resah dan gelisah. Dirinya ditekan oleh rasa bersalah akibat ulahnya sendiri di waktu-waktu sebelumnya. Khususnya akibat ketidakjujurannya kepada ayah, kakak, maupun mertuanya. Inilah yang membuat hidupnya tidak merasa aman, sehingga dia tidak pernah bisa betah menetap di suatu tempat untuk jangka waktu yang lama. Dan karena itulah pula, pada malam itu Yakub membawa pergi semua istrin dan anak-anaknya serta harta bendanya hingga harus menyeberangi sebuah sungai yang cukup deras dan dalam airnya. Dalam ayat 23 dikatakan bahwa sesudah dia menyeberangkan mereka, dia menyeberangkan juga segala miliknya.

Memasuki Pergumulan Hidup - Mati
Sebagai kepala rumah tangga yang baik, tentunya Yakub mesti bertanggungjawab atas keselamatan seluruh anggota keluarganya. Dia sudah seharusnya menjadi pemimpin rombongan keluarganya sampai berhasil menemukan tempat baru yang cocok untuk didiami. Akan tetapi, kenyataannya dia tidak bersikap demikian. Dia justru berbuat hal sebaliknya. Kej. 32:24a dengan jelas menyatakan, "Lalu tinggallah Yakub seorang diri...."
Mengapa dia tinggal seorang diri di tepi Sungai Yabok? Mestinya dia sudah harus ikut menyeberang bersama seluruh anggota keluarganya. Mestinya dia berkewajiban untuk menjaga keselamatan mereka dan juga harta bendanya. Tetapi, Yakub tdak berbuat demikian. Dia membiarkan isteri-isteri dan anak-anaknya berjalan sendirian tanpa penyertaannya.
Tindakan Yakub membiarkan semua anak dan isterinya berjalan sendirian tentu ada sebabnya. Dengan mengetahui sisi lain dari kehidupannya yang gelap, dapat dipastikan bahwa pada saat itu Yakub merasa sangat ketakutan. Dalam hatinya mungkin berkata, "Lebih baik biar semua istri dan anak-anakku berjalan didepan, dan aku tinggal disini saja. Biar mereka semua mati duluan, tidak apa-apa, asalkan aku sendiri selamat."
Disini kita juga bisa melihat watak Yakub yang mengutamakan dirinya sendiri. Tetapi ditengah kesendiriannya itu, dia mengalami suatu peristiwa yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya bakal terjadi. Dalam ayat 24 tadi seterusnya dikatakan, "...Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing."
Laki-laki yang bergulat dengan Yakub semalam-malaman sampai fajar menyingsing itu bukanlah manusia biasa. Tetapi, Dia adalah Allah sendiri. Bagaimanakah cara Yakub bergumul dengan Allah? Yakub menyadari bahwa dirinya tidak kuat. Dia meresa bahwa dirinya pasti kalah, dan bahkan bisa mati dalam pergumulan yang sangat seru itu. Lalu, bagaimanakah dia dapat bertahan sekian lama dalam pergulatan tersebut?
Dibagian awal kita telah mengetahui tentang sifat dan watak Yakub. Dia adalah seorang yang begitu licik dan sudah tentu banyak akalnya. Karena itu, menyadari bahwa dia tidak mampu memukul roboh "lawannya" .......to be continued...., dia lantas memeluk erat-erat "lawannya" sepanjang malam. Meski dirinya mungkin dihujani banyak pukulan, dia tidak peduli. Yangpenting dia terus memeluk kuat-kuat lawannya supaya tidak dapat banyak berkutik.
Seperti halnya dua orang petinju diatas ring yang sering kita tonton di TV biasanya jika yang satu tidak mampu lagi melakukan perlawanan atau memukul balik atau serangan didominasi oleh petinju yang satu maka petinju yang lain akan berusaha memeluk erat2 lawannya sehingga lawannya tidak dapat leluasa untuk memukulnya, malah saya pernah menonton sebuah pertarungan gaya bebas, dimana kedua petarung bebas melakukan apa saja untuk mengalahkan lawannya, kemudian setelah salah satu petarung sudah berada dibawah dan petarung yang lainnya berada diatas sambil memukul lawannya, maka si petarung yang berada dibawah ini berusaha sekuat tenaga memeluk lawannya ini dengan sekeras-kerasnya sehingga petarung yang diatas ini mulai kelelahan dan kehabisan nafas karena di peluk dengan kerasnya dan akhirnya petarung yang diatas ini menyerah karena kehabisan nafas.
Mungkin demikian pula yang dilakukan Yakub pada malam itu. Dia tidak punya senjata pamungkas untuk mengalahkan lawannya. Jalan satu-satunya, dan yang paling tepat, adalah memeluk lawannya erat-erat. Pikir Yakub, "Biar aku mati tak apa-apa, tapi aku akan terus peluk dia." Dan ternayata dengan cara ini Yakub dapat bertahan dalam pergumulan itu, bahkan pada akhirnya dia berhasil memperoleh kemenangan.

Rahasia Menang Dalam Pergumulan
to be continued.....

Related Posts by Categories



0 comments:

Post a Comment

Tukeran Banner Yuk!!

odhing scooterist

hengky-kiks Kolom blog tutorial gas.bekasi Ridobrown scooter motor kolot FOTO UNIK vespagorontalo

Recent Post

  ©Template by Dicas Blogger.